Selasa, 10 April 2012

Rangkuman : Kesadaran Berbahasa



Nama   : FITRI PURNAMA
NIM    : 41032151111019
Prodi   : Pendidikan Matematika

1.      Pengertian
Menurut hemat penulis, yang dimaksud dengan kesadaran berbahasa ialah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertanggung jawab  sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan degan demikian ia berkemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa itu. Jadi dengan definisi ini terdapat ciri-ciri:
  • sikap terhadap bahasa dan berbahasa
  • tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa
  • rasa ikut memiliki bahasa
  • berkemauan membina dan mengembangkan bahasa
Kesadaran seperti ini perlu ditumbuhkan agar sesuatu bahasa terpelihara pemakaiannya.

2.      Tanggung Jawab terhadap Bahasa dan Berbahasa
Orang yang hanya menguasai satu bahasa disebut monolingual. Orang yang menguasai dua bahasa disebut bilingual atau dwibahasawan, sedangkan orang yang menguasai lebih dari dua bahasa disebut multilingual.
Tiap orang harus didasarkan untukbertanggung jawab terhadap bahasa ibunya dan bahasa nasionalnya. Ciri orangyang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakaian bahasa adalah :
a.       selalu berhati-hati menggunakan bahasa
b.       tidak merasa senang melihat orang yang mempergunnakan bahasa secaraserampangan
c.       memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia membuat kekeliruan
d.       tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa
e.       dengan mengoreksi pemakaian bahasa orang lain
f.       berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut
g.      bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa

Tanggung jawab berbahasa sangat diperlukan untuk menghindari salah pengertian. Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa mempunyai jangkauan luas. Jangauan untuk manusia yang akan datang dan manusia sekitar pemakai bahasa. Akibat sosial masa datang karena bahasa akan diwariskan kepada generasi setelah pemakai bahasa dan akibat sosial sekitar karena bahasa bergejala antara seorang dan orang lain. Jadi, tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa adalah tanggung jawab vertikal dan horisontal. 

3.      Sikap terhadap Bahasa dan Berbahasa
Tiap bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan yang unik… (St. Takdir Alisyahbana dalam Amran Halim I. Ed, 1976 : 40). Karena bahasa adalah penjelmaanyang unik dari suatu kebudayaan, maka bahasa dipengaruhi oleh pemakai bahasa yang pada dasarnya unik pula.
Harimurti Kridalaksana (1978 : 98) mengatakan bahwa bahasa Indonesia dipergnakan untuk keperluan-keperluan resmi, yaitu dalam:
a.       komunikasi resmi
b.      wacana ilmiah
c.       khotbah, ceramah dan kuliah
d.      bercakap-cakap dengan orang yang dihormati
Sikap terhadap bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari dua segi, yakni :
  • sikap positif
  • sikap negatif
Khusus di Indonesia, bahasa Indonesia dikatakan sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, sedangkan bahasa daerah dikatakan sebagai lambang kebanggaan dan identitas daerah (lihat Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasiona, Pusat Bahasa : 1976). Sikap terhadap bahasa ditekankan pada segi tanggung jawab dan penghargaan terhadap bahasa, sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri sendiri dalammenggunakan bahasa secara tertib.

4.      Rasa Memiliki Bahasa
Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa menghasilkan perasaan memiliki bahasa. Maksudnya bahasa sudah dianggap kebutuhan pribadi yang esensial, milik pribadi, dijaga dan dipelihara. Bahasa adalah sesuatu yang kita dapat dengan proses belajar yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu adalah milik kita. Baik bahasa daerah, bahasa Indonesia, atau bahasa asing kita anggap milik kita pribadi. Dengan kesadaran bahasa diharapkan timbul rasa memiliki bahasa. Untuk menanamkan rasa memiliki bahasa, orang harus bertitik-tolak dari anggapan bahwa bahasa adalah miliknya pribadi. Sebab, setiap saat kita gunakan tanpa bertanya kepada pemiliknya. Kalau bahasa dianggap sebagai milik pribadi, konsekuensinya kita wajib memeliharanya.

5.      Partisipasi dalam Pembinaan Bahasa
Perasaan memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan untuk membina bahasa baik melalui kegiatan pribadi atau kegiatan kelompok. Bukti keikutsertaan itu terutama ternyata dari pemakaian bahasa yang terib. Dengan kata lain,usaha pertama-tama sebagai bukti keikutsertaan kita dalam pembinaan bahasa ialah sikap kita kalau sedang menggunakan bahasa. Partisipasi seperti ini penulis namakan partisipasi informal.
 Selain itu, ada partisipasi yang penulis sebut partisipasi formal. Dalam partisipasi formal terlihat usaha kita berupa kegiatan pembinaan melalui pertemuan formal. Tentu tidak semua pemakai bahasa diharapkan berpartisipasi secara formal. Yang diharapakan minimal kita berpartisipasi  secara informal. Dengan penuh kesadaran, kita menggunakan bahasa secara tertib.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar